Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, hingga kini dirinya masih kerap kali dinilai ahli bid'ah, lantaran sering menyinggung terkait Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seseorang atau kelompok yang menganggap Maulid Nabi Muhammad adalah bid'ah, menurutnya mereka tidak paham sejarah, atau bahkan tidak pernah membaca sejarah.
Kiai Said bercerita, pada zaman Rasulullah SAW ada suatu keadaan di mana ratusan sahabat berlomba-lomba memuji Rasulullah dengan membuat syair-syair yang begitu indah. Hal itu berlangsung tanpa perintah Rasulullah sebelumnya.
"Rasulullah tidak pernah memerintahkan sahabatnya supaya dipuji dengan syair-syairnya," ungkapnya saat menghadiri puncak peringatan Haflah Kubro Madrasah dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur pekan ini.
Syair-syair tersebut lambat laun kemudian diketahui Nabi Muhammad. "Tapi apakah Rasulullah melarangnya saat itu?," jelas Kiai Said sembari bertanya.
Dalam sejarahnya, imbuh Kiai Said, Rasulullah tidak melarang saat mengetahui terkait sejumlah syair yang dibuat para sahabatnya untuk memuji dirinya itu.
"Tapi saat sahabat memuji dirinya, Nabi Muhammad tidak melarang, bahkan membenarkan. Perintah tidak, melarang tidak, tapi membenarkan," tuturnya.
Menurut Kiai Said sejarah yang demikian itu sudah sangat cukup menjadi dalil bantahan terkait seseorang yang menganggap Maulid Nabi adalah bid'ah.
Dari sejarah tersebut, paparnya, dapat dikatakan bahwa Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari sunnah taqririyah.
www.nu.or.id | Syamsul Arifin - Muiz