Alasan Rasulullah Dinamakan Muhammad

Data itu merupakan hasil survei yang dilakukan pada tahun tersebut, dimana ada sekitar 3.098 anak lelaki yang bernama Muhammad –dan variannya seperti Mohamed, Mohammed, Mohammad, dan lainnya- di Inggris. 

Jumlah ini setiap tahun pasti terus meningkat. Bahkan, kalau seandainya ruang lingkupnya diperluas, tidak hanya di Inggris, maka bisa dipastikan bahwa nama Muhammad dan segala variannya adalah nama yang paling populer di seluruh dunia dan sepanjang zaman. 

Namun apa yang menjadi sebab orang tua di Inggris dan negara lainnya menamai anak mereka dengan Muhammad? Tidak lain adalah karena orang Islam di Inggris dan negara lainnya ingin mempertahankan tradisi menamai anak mereka dengan Nabi Muhammad, sang nabi dan rasul terakhir. Selain itu, mereka juga menganggap pemberian nama Muhammad untuk anak-anak mereka akan menghadirkan keberkahan di dalam hidupnya.

Nama Muhammad (mungkin) tidak lah se-tua nama George, Jack, Jacob, dan Noah. Nama Muhammad baru digunakan pada 14 abad yang lalu. Dimana Abdul Muthalib, seorang pembesar Quraish, memberi cucunya dengan nama Muhammad pada tahun 570 M. Pada saat ini, nama Muhammad adalah nama yang sangat asing, utamanya bagi masyarakat Arab. Mereka biasa menamai anak mereka dengan nama-nama tuhan berhala seperti Abdul Uzza, Abdul Manat, Abdul Lat, Abd Syam, Harb, dan Shakr.

Lalu mengapa Abdul Muthalib menamai cucunya dengan nama yang dianggap asing oleh kaumnya itu? 

Dalam buku Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah, diceritakan bahwa suatu ketika Abdul Muthalib mengajak cucunya yang baru lahir masuk ke dalam Ka’bah dan bertawaf. Setelah selesai melaksanakan ritualnya di dalam Ka’bah, Abdul Muthalib keluar dan melewati kerumunan massa. 

Mereka bertanya kepada Abdul Muthalib perihal nama cucunya itu. Abdul Muthalib menjawab bahwa nama cucunya adalah Muhammad. Tidak puas sampai di situ, kerumunan massa tersebut kembali bertanya mengapa namanya Muhammad? Sebuah nama yang terdengar asing di telinga masyarakat Arab pada saat itu. 

“Aku ingin ia (Muhammad) dipuji semua orang,” jawab Abdul Muthalib.

Keterangan yang sama juga tertera dalam kitab Kasyifatus Saja. Dengan nama Muhammad, Abdul Muthalib berharap agar cucunya dipuji di langit dan di bumi. Begitu halnya dalam kitab An-Nahjah As-Sawiyyah fi Al-Asma’ An-Naba wiyyah, Abdul Muthalib menamai cucunya dengan Muhammad usai menggelar aqiqah. Harapannya adalah agar sang cucu dipuji Allah di langit dan disegani. Kemudian akhlak dan perilakunya diteladani umat manusia yang ada di bumi.

Kini apa yang menjadi harapan Abdul Muthalib atas cucunya terbukti. Muhammad menjadi orang yang paling dipuji di langit dan di bumi. Bahkan, Allah dan para malaikat-Nya juga memuji Muhammad dengan bershalawat untuknya, sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-Ahzab ayat 56. 

Tidak hanya itu, Muhammad juga adalah orang yang perilaku dan akhlaknya paling banyak diikuti umat manusia di dunia ini. Semua ucapan, perilaku, dan ketentuannya selalu diindahkan oleh umatnya. Merujuk buku 100 A Ranking of The Most Influential Person in History (100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia) karya Michael H. Hart, maka Muhammad saw. berada diurutan pertama sebagai orang yang paling berpengaruh sepanjang masa. 

www.nu.or.id | A Muchlishon Rochmat