Kalau anda merasa dekat dengan pejabat atau artis bolehlah dipamerkan, tapi kedekatan dengan Tuhan tidak untuk dipamerkan. Kenapa? Begini penjelasannya.
Kedekatan dengan sesama manusia itu hal yang wajar; bisa selfie, saling mention atau follback. Pejabat, tokoh atau artis itu juga manusia, sama dengan kita.
Relasi dengan sesama via medsos itu fitrah kita selaku manusia untuk saling mengenal, bekerjasama, dan silaturahmi, jadi silakan ditunjukkan di publik.
Namu relasi dengan Tuhan itu berbeda. Tidak utk diumbar apalagi dipamerkan via medsos, mengapa demikian? Karena ini soal hati yang paling dalam.
Semakin dekat anda dengan Tuhan, semakin anda hendak merahasiakannya. Semakin merunduk dan semakin merendahkan diri serendah-rendahnya.
Kalau pejabat/artis butuh dukungan anda sebagai konstituten atau fans, Tuhan tidak butuh anda sebagai hamba apalagi kekasih. Kitalah yg membutuhkanNya.
Tuhan terlepas dari sebab akibat. Tuhan tidak dibebani kewajiban mengabulkan pinta hanya karena kita rajin beribadah.
Sejak kapan Tuhan bisa disogok oleh ibadah kita yang nggak ada apa-apanya itu, atau oleh keluh kesah kita yang berisik itu? Tuhan bebas semau Dia.
Kita tidak bisa mengklaim peristiwa ini dan itu terjadi karena do'a dan ibadah kita, maka kita tidak bisa pamer terkabulnya doa kita di medsos.
Mengklaim terkabulnya do'a atau pamer kedekatan dengan Tuhan itu justru pagar keakuan diri yang bukannya kita hancurkan tapi malah kita tinggikan.
Agama mengajarkan do'a kebaikan, kita malah mendo'akan orang lain celaka di medsos. Agama mengajarkan kita menebar rahmat, bukan laknat.
Celakanya bukan saja pamer merasa dekat dengan Tuhan, kita juga bersorak atas musibah orang lain, seolah Allah mengazabnya. Tahu dari mana, Bro?
Tidak ada yang bisa memastikan musibah itu sbg cobaan atau azab. Tidak ada yang bisa memastikan sukses atau gagal itu akibat doa kita atau org lain.
Maka dibutuhkan kerendahan hati untuk mendekati Sang Maha Tinggi. Kita harus kosong dr keinginan agar hati kita dipenuhi oleh kehendakNya.
Siapa yang memelihara keinginannya, maka setan akan mengendarainya. Siapa yang berserah diri padaNya, maka Allah akan membimbingnya.
Siapa yang merasa dekat dengan Tuhan, maka Tuhan akan menjauh darinya. Siapa yang merasa suci, maka sejatinya dia sangat kotor.
Semakin dekat kita dengan Tuhan, akan semakin kita merasa kotor, bukan merasa suci; semakin merasa tidak layak, bukan malah pamer di medsos.
Yang merasa bertindak atas namaNya, akan dihinakanNya. Yang merasa hamba padaNya, akan diangkat ke tempat yang mulia.
Yang merasa bodoh, akan ditambahi ilmuNya. Yang merasa tahu segalanya, akan dipermalukanNya. Yang merasa faqir, akan diberi.
Sekali lagi, jebakan setan itu amat tipis. Kedekatan dengan Tuhan tidak bisa dipamerkan. Itu rahasia antara kita dengan Tuhan.
Kalau anda pamer rahasia anda dengan Tuhan, artinya anda tidak merasa cukup denganNya, anda seolah masih butuh pengakuan orang lain.
Anda butuh pengakuan orang lain bahwa anda dekat dengan tokoh ternama, maka anda pamerkan, tapi anda tidak boleh pamer kedekatan anda dengan Tuhan.
Semoga bulan puasa ini kita semakin menyembunyikan diri kita dalam peluk mesraNya. Puasa itu ibadah sunyi. Latihan merahasiakan hubungan kita dengan Tuhan.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA, PhD adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi dosen tetap di fakultas hukum di universitas di Australia.