Adalah Azazil, yang beribadah kepada Allah Ta'ala selama ribuan tahun. Dari Hasan Al-Bashri, "Azazil beribadah di tujuh lapisan langit hingga lebih dari 70.000 tahun, sampai ia diangkat ke Maqam Ridwan (Malaikat Ridwan AS), ialah maqam yang sangat tinggi, dimana Ridwan menjadi penjaga Surga. Azazil sebelumnya telah menjadi penjaga surga selama ribuan tahun. (Baca sebelumnya: Sosok Azazil di Masa Pra Penciptaan Adam AS)
Suatu ketika ia membaca sebuah prasasti pada salah satu gerbang surga, di situ tertulis:
"Akan ada salah seorang hamba diantara hamba-hamba kekasih Allah Yang Maha Perkasa, dalam jangka waktu yang lama ia akan taat dan menghamba kepada Tuhannya dengan amat baik. Akan datang suatu hari, akhirnya ia akan melawan dan menentang Tuhannya, dan ia akan diusir dari pintu-Nya dan dilaknat”.
Azazil membaca dan heran pada ramalan ini. "Bagaimana mungkin itu terjadi? Bahwa salah satu hamba yang terdekat kepada Allah akan durhaka kepada Tuhan semesta alam dan diusir dari kedekatan dan kesucianNya?" ia membela, "Ya Allah, Berilah aku ijin untuk mengutuk penentang itu, siapapun ia". (Simak juga: Antara Iblis, Malaikat dan Manusia)
Tuhan memberinya ijin, dan Azazil mengutuki pendosa (yang telah diramalkan) itu dalam waktu ribuan tahun, tanpa ia tahu bahwa kutukan itu adalah untuk dirinya sendiri. Azazil lupa, dirinya adalah hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga itu bisa menimpa kepada siapa pun, termasuk dirinya.
Selama itu pula Azazil menjadi malaikat yang dikenal penduduk surga karena do’anya selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.
Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil juga melihat dan membaca tulisan yang dibaca oleh Azazil tersebut. Tulisan itu tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, hamba yang diramalkan itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. (Simak juga: Kekhawatiran Malaikat dan Bumi Atas Penciptaan Adam)
Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa. “Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka”.
Dengan reputasi ibadahnya, Azazil semakin bebas berkelana ke berbagai lapis langit. Tidak ada wilayah langit yang belum dijamahnya. Seluruh malaikat kagum kepadanya. Ia dikenal sebagai malaikat yang maqbul doanya.
(Simak juga : Siapa Penghuni Bumi Sebelum Adam)
Di luar do'anya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai penghulu para malaikat, bendaharawan surga, malaikat yang paling hebat dalam hal ijtihad dan paling banyak ilmunya, malaikat yang paling terang, malaikat yang paling mulya yang memiliki empat pasang sayap.
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus bermacam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat…" (QS. Fathir (35): 1)
Jadilah Azazil sebagai pemimpin malaikat di langit terdekat (sama' ad-dunya), cakrawala langit yang dapat kita saksikan serta bumi dan isinya diserahkan pengaturannya kepada Azazil. Karena memang ia bertugas mengatur urusan yang termasuk dalam lingkup langit dunia, yaitu makrokosmos yang termasuk juga bumi serta planet-planet lainnya, matahari, seluruh bintang dan galaksi hingga supercluster.
(Simak juga : Awal Kehidupan Adam Sebagai Penghuni Bumi)
Semua lapis langit dan para penghuninya menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda:
Pada langit lapisan pertama ia berjuluk Al-'Abid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah. Di langit kedua, julukan Azazil adalah Ar-Raki' atau ahli rukuk kepada Allah. As-Sajid atau ahli sujud adalah gelarnya di langit ketiga. Pada langit berikutnya ia dijuluki Al-Khasyi' karena selalu merendah dan takluk kepada Allah. Karena ketaatannya kepada Allah, langit kelima menyebut Azazil sebagai Al-Qanit. Gelar Al-Mujtahid diberikan kepada Azazil oleh langit keenam, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah. Pada langit ketujuh, ia dipanggil Az-Zahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 tahun, Azazil si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, yang dengan itu Azazil mulai merasa bangga akan kedudukannya. Kesombongan mulai merasuki diri Azazil. Untuk itu Tuhan hendak menjadikan kesombongan yang tersembunyi dalam diri Azazil menjadi nyata dengan menciptakan makhluk baru yang justru diciptakan dari tanah di bumi yang menjadi wilayah kekuasaan Azazil.
---------------------
Tafsir Al-Qurthubi yang ditulis oleh ulama besar dari Qurthubah, Spanyol, cukup
luas membahas ayat-ayat Al-Quran serta menjelaskan banyak hukum-hukum
yang terkandung di dalamnya. Di sana disebutkan bahwa jumhur ulama
berpendapat bahwa Iblis termasuk yang diwajibkan untuk bersujud, karena
saat itu Iblis masih termasuk ke dalam kategori malaikat.
Simak bin Harb meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas,
"Iblis dulunya adalah bagian dari malaikat, namun ketika dia bermaksiat
Allah SWT marah kepadanya. Lalu Allah melaknatnya hingga menjadi
syetan."
Masih menurut Ibnu Abbas ra, Iblis itu dahulu
adalah malaikat yang bernama Azazil. Azazil termasuk senior malaikat.
Dalam riwayat yang lain, namanya Al-Harits. Nama Azazil adalah nama
dalam bahasa Ibrani dan Al-Harits adalah nama dalam Arab.
Menurut Al-Mawardi yang menceritakan dari Qatadah, "Iblis itu awalnya jenis yang paling afdhal dari jenis-jenis malaikat. Namanya Al-Jinnah"
Said bin Jubair
berkata bahwa jin adalah bagian dari malaikat, tetapi dari jenis yang
diciptakan dari api, dan iblis termasuk bagian ini. Sedangkan
keseluruhan malaikat terbuat dari cahaya.
Ibu Zaid, Hasan dan Qatadah berkata bahwa Iblis adalah ayah dari bangsa jin, sebagaimana Adam adalah ayah dari bangsa manusia.
---------------------
Nama Azazil juga sering dikenal dengan berbagai ejaan, seperti: Azazel, Azaziel, Azazyel, Azael, Asael, Aziel atau Asiel. Azazil juga mempunyai beberapa julukan (kunyah), seperti: Abu Murrah, Abu Kurdus, dan Abu Karubiyyin. Kemudian kata Azazil dikenal dan dipakai dalam bahasa Arab, sebagaimana nama Jibril atau Jibra'il (Gabriel), Mîka'il (Michael), Israfil (Raphael), Izra'il (Uriel), Isma'il (Ismael), Isra'il (Israel), yang kesemuanya juga berasal dari bahasa Ibrani (Hebrew).
Bahasa Ibrani serumpun dengan bahasa Arab dalam lingkup bahasa Semit, sehingga kata 'azza atau 'azzaza dalam bahasa Arab juga berarti "kuat" atau "perkasa", dan salah satu nama Allah pun adalah Al-'Aziz (Yang Maha Perkasa) Namun oleh Ibnu Abbas dan lainnya, kata Azazil dalam bahasa Arab disetarakan dengan kata Al-Harits ((الحارث). Bagaimana kisah Azazil Disebut sebagai Iblis?
Topik Terkait
1) Sosok Azazil Di Masa Pra Penciptaan Adam AS
2) Azazil, Kekasih Allah Di Masa Itu...
3) Kekhawatiran Malaikat dan Bumi Atas Penciptaan Adam
4) Antara Iblis, Malaikat dan Manusia
5) Rayuan Iblis Kala Bulan Madu Adam dan Hawa
6) Siapa Penghuni Bumi Sebelum Adam
7) Awal Kehidupan Adam Sebagai Penghuni Bumi
8) Kehidupan Adam Dan Hawa di Bumi
jumrahonline | jumrah.com
sirah nabawiyah
Azazil, Kekasih Allah Di Masa Itu...
Pada langit lapisan pertama ia berjuluk Al-'Abid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah. Di langit kedua, julukan Azazil adalah Ar-Raki' atau ahli rukuk kepada Allah. As-Sajid atau ahli sujud adalah gelarnya di langit ketiga. Tetapi ...