Awal Kehidupan Adam Menjadi Penghuni Bumi

Bahkan Hewan pun Dibisukan Demi Adam. Di suatu hari, saat langit mulai terang dengan matahari yang bersinar di cakrawala, Adam mengamatinya dengan perasaan kagum. Hingga matahari semakin meninggi di cakrawala, Adam yang telanjang dan tanpa penutup kepala merasakan tubuhnya panas terbakar.

Awal Kehidupan Adam Menjadi Penghuni Bumi
Bahkan Hewan pun Dibisukan Demi Adam
 

Di suatu hari, saat langit mulai terang dengan matahari yang bersinar di cakrawala, Adam mengamatinya dengan perasaan kagum. Hingga matahari semakin meninggi di cakrawala, Adam yang telanjang dan tanpa penutup kepala merasakan tubuhnya panas terbakar.

Ketika Jibril datang, Adam menceritakan tentang apa yang telah dialaminya. Saat itu Jibril mengusap kepala Adam, maka kemudian berkuranglah tinggi badan Adam sampai 35 dziro’.


(Simak sebelumnya : 'Para Penghuni Sebelum Adam)

Qotadah berkata:
"Jika Adam merasa haus maka ia meminum awan, dan diriwayatkan pula, jika rambut dan kuku Adam tumbuh panjang, Jibril datang dan memotongnya. Setelah itu bekas potongan tadi dikubur di bumi, maka Allah menumbuhkan pohon kurma di lokasi penguburan tersebut."

Oleh karena ini dikatakan; "mulyakanlah bibimu, yaitu kurma’.

Ibnu Abbas berkata:
"Selama 300 tahun Adam di bumi, ia tidak pernah melihat keatas karena malu kepada Allah Ta'ala, ia terus berdiam diri sembari menangis selama kurang lebih 100 tahun. Maka tumbuhlah rumput-rumput dari tetesan air matanya, burung-burung beserta hewan-hewan buas juga meminum tetesan air matanya itu."

Setelah Adam mengadukan kepada Jibril tentang apa yang dialaminya yang telanjang dan panasnnya terik matahari maka Jibril mendatangi Hawa dengan membawa seekor domba dari surga dan mengambil bulunya lalu diserahkanlah domba itu kepada Hawa.

Kepada Hawa Jibril mengajarinya cara membuat benang dari bulu, setelah dipraktekkan lalu Jibril mengajarinya menenun, maka Hawa pun menenun untuk dibuat selimut. Kemudian setelah selimut itu selesai dibuat Jibril berpaling dari Hawa dan membawa selimut kepada Adam, untuk menutupi tubuh Adam.

Meski pun demikian Jibril tidak menceritakan kepada Adam mengenai selimut itu, yang merupakan hasil dari tenunan Hawa. Kemudian kepada Jibril, Adam mengadu mengenai rasa lapar yang dialaminya. Selama 40 tahun tinggal di bumi Adam belum pernah makan atau pun minum.

Lalu Jibril pergi dan datang kembali membawakannya dua ekor sapi dari surga. Yang satu ekor berwarna hitam dan yang satu ekor berwarna merah. Kepada Adam, Jibril mengajar cara mengolah tanah dan bercocok tanam, setelah itu Jibril datang lagi membawakan secakupan gandum dan mengajari Adam cara menanamnya.

Suatu ketika, saat Adam membajak tanah, tibatiba satu dari dua ekor sapi itu berhenti. Adam pun memukulnya dengan tongkat yang ada ditangannya.

Kemudian dengan ijin Allah Ta'ala, sapi itu berkata kepada Adam; "Kenapa kamu memukulku?"

Adam menjawab: "Karena kamu tidak patuh padaku."

kemudian sapi itu kembali berkata ; "Allah benar-benar maha welas asih padamu Adam, karena tidak memukulmu di saat kamu tidak mematuhi-Nya."

Mendengar ucapan sapi itu Adam langsung menangis dan berkata: "Ya Allah, kenapa semua mencelaku? Sehingga para hewan pun begitu?"

Lalu Allah Ta'ala memerintahkan Jibril untuk mengusap lidah para hewan dan jadilah hewan-hewan menjadi tidak bisa bicara, bisu. Walaupun sebenarnya hewan-hewan itu bisa bicara sebelum Adam diturunkan ke bumi.


Menguji Kembali Kesabaran Adam

Saat Nabi Adam menanam benih gandum, seketika itu juga benih itu tumbuh, memiliki tangkai dan hari itu pula berbuah gandum. Kemudian kepada Adam, Jibril mengajarkan untuk menuainya. Maka Adam pun menuai gandum tersebut, dan dengan seksama ia membersihkan biji-biji gandum dari jerami di bantu oleh tiupan angin.

Lalu Adam bertanya kepada Jibril, "Apakah aku boleh memakannya sekarang?"

Jibril menjawab: "Tunggu dulu." Kemudian Jibril membelah dua batu gunung lalu menggiling biji-biji gandum dengan kedua batu itu menjadi lebih halus seperti tepung.

Adam bertanya lagi : "Apakah aku sudah bisa memakannya sekarang?"

Jibril pun menjawab, "Bersabarlah." Lalu Jibril pergi dan mendatangkan sepercik api dari jahanam, kemudian dicelupkan api itu ke ke dalam air sebanyak tujuh kali. Karena jika tidak demikian maka bumi beserta isinya akan terbakar.

Kemudian Jibril mengajarkan Adam cara membuat roti. Setelah menjadi roti, kembali Adam bertanya pada Jibril: "Apakah aku sudah bisa memakannya?".

Jibril menjawab: "Tunggulah sampai matahari terbenam maka jadi sempurna untukmu berpuasa."

Adam adalah manusia yang pertama kali melakukan puasa di muka bumi ini.

Setelah matahari terbenam, Adam meletakkan roti itu dihadapannya lalu Adam mengulurkan tangannya untuk mengambil secuil dari roti tersebut, namun roti tersebut malah bergerak dan jatuh dari atas gunung.

Adam pun mengejarnya menuruni gunung untuk mengambilnya kembali. Kemudian Jibril berkata kepada Adam, "Andaikata kamu mau bersabar maka roti itu akan mendatangimu sendiri tanpa kamu perlu mengejarnya."

Diceritakan bahwa sesungguhnya Adam ketika memakan roti itu, ia lalu menyimpannya hingga malam berikutnya.

Maka Jibril berkata kepadanya: "Andai kamu tidak melakukan itu maka tiada satu pun anak cucumu melakukan simpan menyimpan, maka hal itu akan menjadi kebiasaan anak cucu Adam."


Karena Hak Muhammad, Allah Mengampuni Adam

Diceritakan, ketika Adam menikmati rotinya, ia merasakan haus. Kemudian ia minum air, setelah itu perutnya merasa mual dan melilit.

Saat Jibril mendatanginya, ia langsung mengadu, lalu Jibril menusuk untuk membuat lubang pada duburnya, seketika itu pula Adam mengeluarkan air kencing dan air besar melalui lubang itu.

Ibnu Abbas RA berkata: Ketika Adam lapar, ia lupa kepada Hawa dan teringat kembali saat ia telah merasa kenyang dan suatu hari ia bertanya kepada Jibril, ″Wahai Jibril, apakah Hawa masih hidup atau sudah mati?″

Jibril menjawab, "Ia masih hidup, bahkan keadaannya lebih baik daripada kamu karena dia ada di pantai dan menangkap ikan lalu dibuatnya makan."

Adam berkata, "Wahai Jibril, sungguh aku bermimpi bertemu Hawa pada malam ini."

Jibril berkata, "Wahai Adam, berbahagialah kamu, karena Allah tidak memperlihatkannya padamu kecuali dekat dengan pertemuan."

Ibnu Abbas berkata: "Ketika masa ujian Adam selesai lalu ia bertaubat, maka Allah menerima taubatnya." Yaitu pada firman Allah; "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 37)

Sebagian ulama berkata, Allah memberi ilham kepada Adam, lalu Adam mengatakan, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (Al-A’raf : 23).


Dan diceritakan, bahwa Adam berdo’a; “Ya Rabbi, dengan hak Muhammad ampunilah kesalahanku.”

Kemudian Allah menurunkan wahyu; “Bagaimana kamu mengetahui Muhammad padahal belum aku ciptakan?”

Adam menjawab: "Di saat Engkau menciptakan aku, aku mengangkat kepalaku dan aku melihat di pilar-pilar Arasy ada tulisan "La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah", maka aku mengetahui bahwa Engkau tidak akan mengaitkan nama Engkau kecuali dengan nama seorang mahluk yang engkau cintai.”

Lalu Allah menjawab; "Kamu benar Adam, maka Aku mengampunimu karena kamu berdoa kepada-Ku dengan hak Muhammad.”

Imam Tsa’labi berkata: "Kemudian Allah memberi wahyu kepada Adam; "Berjalanlah dari bumi Hindia menuju Mekkah dan thawaflah mengelilingi Al Bait lalu mintalah ampunan pada-Ku, maka Aku akan mengampuni kesalahanmu."

Diceritakan bahwa Allah menurunkan mutiara merah dari mutiara-mutiara surga sebesar Ka’bah dan itu adalah tempat batu putih yang membuat bumi menjadi panjang, yang didalamnya dijadikan bejana dari emas yang bersinar.

Lalu Allah mengutus malaikat untuk menemani Adam dan menjadi petunjuk serta memandu jalan menuju Mekkah dan diturunkan untuk Adam sebuah tongkat yang panjangnya 20 dziro’ dari pohon ‘garu’, yaitu pohon yang berada di surga.

Di saat Adam berjalan maka bumi menjadi terlipat dan setiap tempat yang terinjak telapak kaki Adam maka jadilah sebuah perkampungan/berpenduduk.

Di saat Adam memasuki Makkah maka Allah memberi wahyu agar Adam melakukan thawaf di Baitullah, lalu Adam melakukan thawaf selama tujuh kali dengan kepala terbuka dan telanjang badan maka hal itu jadi sunnah haji, setelah Adam melakukan hal itu maka Allah telah mengampuni kesalahannya dan menerima taubatnya, maka jadilah thawaf sebagai pelebur dosa.

Diceritakan dari Rasulullah bahwa rasul bersabda: "Sesungguhnya iblis yang laknat berkata; "Ya Rabbi, sungguh perilaku hamba-hamba-Mu sangat aneh, ada yang cinta pada-Mu, ada pula yang mendurhakai-Mu, ada yang benci padaku, ada juga yang taat padaku."

Lalu Allah menjawab; "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku menjadikan cinta mereka pada-Ku sebagai pelebur untuk taat padamu dan aku menjadikan bencinya mereka padamu sebagai pelebur kemaksiatan pada-Ku."

Wahhab Bin Munabbih berkata: "Saat Adam bertaubat Allah memerintahkan padanya agar keluar menuju tanah Arafah, setelah sampai di bukit Arafah, lalu Adam wukuf/berhenti sejenak/ mengheningkan cipta di sana setelah itu tiba-tiba Hawa ada dihadapannya, lalu mereka berkumpul di bukit itu, maka dari sinilah wukuf di Arafah menjadi kebiasaan haji.”

Dinamakan Arafah karena Adam dan Hawa bertemu disana, kemudian Adam tinggal di Mekkah sebentar, setelah itu mereka pindah menuju bumi Hindia. Diceritakan bahwa sejak turun ke bumi, Adam dan Hawa dipisahkan selama 500 tahun.


jumrahonline | jumrah.com