Para saksi tragedi Mina menyalahkan pemerintah Arab Saudi, terutama terkait polisi yang tak berpengalaman. Ketika musibah tersebut terjadi, polisi Saudi tak sigap mengatasi kejadian yang mengakibatkan 717 korban jatuh.
Ahmed Abu Bakr, jemaah asal Libya, 45 tahun, mengatakan ketika terjadi kerumunan saat jumrah, polisi telah menutup semua pintu dan hanya menyisakan satu pintu. Ketika korban berjatuhan, polisi yang datang tak sigap mengevakuasi korban. "Mereka bahkan tidak tahu jalan dan tempat-tempat di sekitar sini," kata Ahmed, yang beruntung bisa selamat dari tragedi bersama ibunya.
Dia pun ikut membantu polisi mengevakuasi para korban. "Saya melihat mayat, orang yang terluka dan sesak napas di depan saya. Kami memindahkan korban-korban itu bersama polisi."
Seorang saksi lain, yang mengkritik keras penambahan fasilitas di tempat suci mengatakan meski jumlah polisi cukup besar, mereka tampak tidak terlatih. Mereka juga tidak memiliki keterampilan bahasa untuk berkomunikasi dengan jemaah.
"Mereka tidak memiliki petunjuk bagaimana terlibat dengan orang-orang ini," kata Irfan al-Alawi, salah satu pendiri yayasan penelitian warisan Islam yang berbasis di Mekah. "Tidak ada pengendalian massa."
Saksi lain, Mohammed Hasan, 39 tahun, calon haji asal Mesir, menyuarakan kekhawatiran bahwa kejadian serupa bisa terjadi lagi. "Anda hanya menemukan tentara berkumpul di satu tempat melakukan apa-apa," katanya.
tempo.co
Baca juga:
1) Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
2) Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
3) Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak
4) Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204
.
haji
Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
Para saksi tragedi Mina menyalahkan pemerintah Arab Saudi, terutama terkait polisi yang tak berpengalaman. Ketika musibah tersebut terjadi, polisi Saudi tak sigap mengatasi kejadian yang mengakibatkan 717 korban jatuh.