Al Aqsha, luas area komplek masjid ini adalah 144 dunum, 1 dunum sama dengan 100 meter persegi, luas ini tidak bertambah/berkurang dalam kurun sejarahnya, berbeda dengan Masjid al-Haram dengan Masjid an-Nabawi yang terus mengalami perluasan.
Umat Muslim yang shalat di dalam komplek Al Aqsha ini, baik di bawah pepohonan yang ada di sana, teras-teras bangunan, di Qubbatus Sakhrah, atau di Jami’ al-Qibli, maka pahala shalatnya akan dilipatgandakan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, dari Abi Dzar radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Kami (para sahabat) sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, lalu kami membicarakan mana yang lebih utama Masjid Rasulullah (Masjid Nabawi pen.) ataukah Masjid Baitul Maqdis.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat di Masjid al-Aqsha, dan Masjid al-Aqsha adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir tiba suatu masa, dimana seseorang memiliki tanah seukuran tali kekang kudanya, dari tempat itu terlihat Baitul-Maqdis, hal itu lebih baik baginya dari dunia seluruhnya atau beliau mengatakan lebih baik dari dunia dan segala yang ada di dalamnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi)
Diantara keutamaan Al Aqsha, Allah SWT mengampuni dosa umat Muslim yang shalat di dalam Al Aqsha, Rasulullah SAW bersabda;“Sesungguhnya Sulaiman bin Dawud SAW tatkala ingin membangun (memugar) Masjid Baitul Masjid, maka ia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- tentang tiga hal: Dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- hukum (keputusan) yang sesuai dengan hukum-Nya, lalu ia pun diberi; dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- suatu kekuasaan yang tak pantas bagi seorangpun setelah Sulaiman, lalu ia pun diberi; Dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- setelah usai memugar Masjidil Aqsha agar tak ada seorang pun yang datang, sedang tak ada yang mendorongnya (untuk datang), selain shalat di dalamnya agar orang itu dikeluarkan dari kesalahan (dosa)nya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya". HR. An-Nasa’i dalam Sunan-nya (693), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1408).
Jadi, dengan shalat di Masjidil Aqsha, Allah SWT mengampuni dosa umat Muslim. Ini keutamaan besar yang Allah berikan kepada umat yang shalat di sana. Perbandingan kebaikan shalat di Masjid Nabawi dengan di Al Aqsha, adalah empat banding satu. Ini maksudnya jika shalat sekali di Nabawi, kita akan mendapatkan seribu kali pahala sholat atau lebih baik lagi. Dengan shalat di AlAqsha, kita akan mendapatkan sebanyak 250 pahala sholat.
Sebagaimana telah disampaikan oleh Abu Dzar RA, ia mengatakan, "Kami pernah berbincang-bincang, sedang kami di sisi Rasulullah "Manakah yang lebih afdhal (utama), apakah Masjid Rasulullah (Al Nabawi) ataukah Masjid Baitul Maqdis (Al Aqsha)?"
Maka Rasulullah bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih afdhal dibandingkan empat kali shalat di dalamnya (Al Aqsha). Dia adalah sebaik-baik tempat shalat. Hampir-hampir seorang tidak memiliki tanah senilai tali kuda, dimana akan diperlihatkan Baitul Maqdis baginya dari tempat itu. Itu (tanah sekecil itu) adalah lebih baik baginya dibandingkan dunia seluruhnya". –atau beliau bersabda-, "lebih baik dibandingkan dunia, dan sesuatu yang ada di dalamnya“.
HR. Ibrahim bin Thahman Al-Khurasaniy dalam Masyikhah-nya (hal.119), Ath-Thabraniy dalam Al-Ausath (6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145), dan lainnya.
Tempat Mencari Pahala dan KeutamaanDalam ajaran Islam, seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan safar, berziarah ke suatu tempat ibadah untuk memperoleh pahala dan kemuliaan. Rasulullah bersabda;"Tidak ber-safar, kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul SAW (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha". HR. Al-Bukhari (1189), dan Muslim (1397)
I'tikaf Yang Paling Utama
I’tikaf yang paling utama dilakukan oleh setiap Muslim adalah i'tikaf pada salah satu dari tiga masjid itu, yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha, dengan ber-safar. Rasulullah bersabda; “Tak ada i’tikaf (yang sempurna, pent-), kecuali di tiga masjid: Masjid Madinah (Masjid Nabawi), Masjid Mekkah (Masjidil Haram), dan Masjid Iliya (Masjidil Aqsha)"[HR. Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (8357), Ath-Thabrani dalam dalam Al-Kabir (9511), dan lainnya.
Pembangunan (kembali) Masjid Al AqshaNabi Muhammad SAW bersabda; "Pembangunan Baitul Maqdis adalah (waktu) hancurnya kota Madinah. Hancurnya Madinah adalah (waktu) munculnya perang besar. Muncul-nya perang besar adalah (waktu) direbutnya Qostantiniyah (kerajaan Romawi). Direbutnya Qostantiniyah (kerajaan Romawi) adalah (waktu) keluarnya Dajjal“. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4294), Ahmad dalam Musnad-nya (22076 & 22174), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (8297), Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (214), dan lainnya.
Sebagai penegasan makna atas hadist tersebut Al-Allamah Syamsul Haq Al-Adhim Abadi mengatakan, “Pendapat yang paling benar, yang dimaksud dengan pembangunan Baitul Maqdis adalah kesempurnaan dalam hal pembangunan, yaitu pembangunan Baitul Maqdis secara sempurna lagi melebihi batas, saat hancurnya kota Madinah, karena Baitul Maqdis tak akan hancur“. [Aunul Ma’bud (11/270)]
Masjdil Aqsha tak akan Dimasuki Dajjal
Allah-Ta’ala telah memberikan keutamaan kepada Al Aqsha sebagaimana Mekkah, Madinah, serta Thur;Dajjal tidak akan memasuki ke tempat-tempat ini sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mujahid RA berkata :“Selama enam tahun, kami di bawah pimpinan Junadah bin Abi Umayyah.
Dia pernah berdiri memberikan khutbah kepada kami seraya berkata,“Kami pernah mendatangi seorang Anshor (Ubadah bin Ash-Shamit) dari kalangan sahabat Rasulullah. Kami pun masuk menemuinya seraya berkata, “Ceritakanlah kepada kami sesuatu yang pernah Anda dengar dari Rasulullah, jangan Anda ceritakan kepada kami sesuatu yang kau dengarkan dari orang-orang”, lalu kamipun mendesaknya.
Maka dia (Ubadah bin Ash-Shomith) berkata, “Rasulullah pernah berdiri di depan kami seraya bersabda, “Aku ingatkan kalian (bahaya) Al-Masih (yakni, Dajjal). Dia adalah seorang yang buta sebelah matanya –Rowi berkata, “Aku yakin ia bersabda,”yang kiri”–. Akan berjalan bersamanya gunung-gunung roti, dan sungai air. Tandanya, ia akan tinggal di bumi selama 40 hari.
Kekuasaannya akan mencapai semua tempat minum (telaga). Dia tak akan mendatangi empat masjid: Masjid Ka’bah, Masjid Rasul, Masjidil Aqsha, dan Thur (Thursina’).Apapun yang terjadi, ketahuilah bahwa Allah -Azza wa Jalla- tidaklah buta sebelah. –Ibnu Aun (rawi) berkata,”Aku yakin ia bersabda,– ditundukkan baginya seorang laki-laki; Dajjal pun membunuhnya, lalu ia hidupkan, dan tidak ditundukkan selainnya“. [HR. Ahmad (5/364). Di-shahih-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (23139)]
Begitu banyak keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT pada Masjid Al Aqsha dan Yerusalem. Ironis-nya, hingga saat ini umat Islam sulit mendapat akses dan tak leluasa berziarah karena Palestina dan negara-negara Muslim (khususnya yang berada di sekitar Palestina), dengan berbagai alasan belum mampu membebaskannya kembali dari zionis Israel.(*)
Sebelumnya: Al Aqha, Tempat Pahala Shalat Dilipatgandakan
Penulis: Gus Arifin, Editor: Erwin E Ananto
tsaqofah islam
Keutamaan Shalat di Al Aqsha
Luas area Al Aqsha adalah 144 dunum, 1 dunum sama dengan 100 meter persegi, luas ini tidak bertambah/berkurang dalam kurun sejarahnya, berbeda dengan Masjid al-Haram dengan Masjid an-Nabawi yang terus mengalami perluasan.