Panduan Beribadah di Masjid Nabawi

Banyaknya jamaah yang datang untuk berhaji membuat semuanya berjalan berdesakan. Ini salah satu alasan kita bisa kesasar ke lokasi yang tidak kita ketahui. Tidak gampang bagi kita untuk kembali ke lokasi kita semula atau yang kita tuju, apa lagi jika kita tak menguasai bahasa Arab.

Panduan Beribadah di Masjid Nabawi
Banyaknya jamaah yang datang untuk berhaji membuat semuanya berjalan berdesakan. Ini salah satu alasan kita bisa kesasar ke lokasi yang tidak kita ketahui. Tidak gampang bagi kita untuk kembali ke lokasi kita semula atau yang kita tuju, apa lagi jika kita tak menguasai bahasa Arab.

Untuk itu sebelum berada disana, tentu kita perlu memahami lebih dahulu bahasa Arab secukupnya. Minimal kosa-kata keseharian, baik dalam bahasa Amiyyah (bahasa pasaran) atau bahasa Arab Fusha (bahasa Qur'an dan resmi). Kebanyakan petugas memakai bahasa pasaran yang lebih mudah kita pelajari. Namun jika itu pun masih sulit, kita bisa memakai bahasa Inggris.

Ruang dalam Masjid NabawiDi Masjid Nabawi, yang harus kita ingat adalah arah dari mana kita masuk. Bila kita masuk dari arah selatan/belakang masjid dari Baqi’, Aswaq al Haram (arah Imam, makam Rasulullah), maka bila kita ingin keluar dari masjid, cukup berjalan menuju ke depan.

Apabila sebelumnya kita berada di Raudhah (taman), maka kita cukup menuju ke arah pintu Baqi’, sekaligus mengucapkan salam kepada Rasulullah.

Bila kita masuk dari arah depan masjid (utara), maka keluarnya cukup berbalik arah menuju ke arah utara yakni pintu masuk semula.

Di Toilet
Sebaiknya kita selalu menjaga ketertiban, harus mengantri dan tetap waspada. Perhatikan cara mem-buka atau menutup keran, keran disana bentuknya berbeda dengan bentuk keran yang ada di tanah air.

Tentu saja kita jangan sampai meletakkan barang berharga, saat berada di toilet. Simpanlah di kantung celana, baju atau di dalam tas. Yang juga perlu kita perhatikan adalah percikan air kotor (najis) yang bisa mengenai pakaian yang kita kenakan.

Tempat Berwudlu Pria Masjid NabawiTempat Berwudlu
Untuk berwudlu disediakan tempat untuk duduk, tentunya kita harus membiasakan diri dengan tempat wudlu ini. Aturlah keran air sehemat mungkin, karena air yang keluar sangat deras, sehingga bisa cipratannya bisa mengenai kita atau jamaah lain. Pastikan kita telah memahami fiqh berwudlu.

Adab dan Tip di Masjid Nabawi
Apabila kita telah sampai di Masjid Nabawi, masuklah dengan mendahulukan kaki kanan, seraya membaca :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ،

Kita lanjutkan dengan shalawat Nabi dan berdoa memohon kepada Allah agar membukakan pintu rahmat-Nya untuk kita, berikut bacaan do'anya:

أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . اللهمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Aku berlindung kepada Allâh yang Maha Agung kepada wajah-Nya yang Maha Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya Yang Maha Dahulu (qadim), dari godaan setan yang terkutuk. Ya Allâh, bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu".

Do'a ini juga dianjurkan untuk dibaca setiap masuk ke masjid-masjid lainnya.

Setelah berada di dalam Masjid Nabawi, kita segera melakukan shalat tahiyatul masjid. Lebih afdhal, bila shalat ini dilakukan di Raudhah. Namun jika tidak mungkin, bisa di tempat lain di dalam masjid. Kemudian kita berjalan menuju makam Rasulullah dan mengucapkan dengan sopan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
"Semoga salam sejahtera, rahmat Allah dan berkah-Nya terlimpah kepadamu wahai Nabi (Muhammad)"

اَللَّهُمَّ آتِهِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، اللَّهُمَّ أَجْزِهِ عَنْ أُمَّتِهِ أَفْضَلَ الْجَزَاءِ

“Ya Allah, berilah beliau kedudukan tinggi di sorga serta kemuliaan, dan bangkitkanlah beliau di tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Ya Allâh, limpahkan kepadanya sebaik-baik pahala, beliau yang telah menyampaikan risalah kepada umatnya.“

Selanjutnya kita beranjak sedikit ke sebelah kanan, mengambil posisi berhadapan dengan makam Abu Bakar RA, dan mengucapkan salam kepadanya. Kemudian kita berdo memohonkan ampunan dan rahmat Allah untuknya.

Setelah selesai, kita bergeser lagi sedikit ke sebelah kiri, berada di hadapan makam Umar RA, juga mengucapkan salam kepadanya. Kemudian kita berdo memohonkan ampunan dan rahmat Allah untuknya.

Shalat di Masjid Nabawi
Bila kita akan melalaksanakan shalat Subuh, kita perlu mengenakan pakaian hangat apalagi ketika musim dingin. Kita sebaiknya datang sebelum adzan pertama yakni pukul 03:30 waktu setempat.

Untuk memasuki Raudlatul Jannah, datanglah lebih awal ke Masjid Nabawi, saat sebelum adzan pertama shalat Fajar atau shalat Shubuh. Namun kita perlu mengamati situasi disana, untuk mendapatkan celah masuk dan duduk di Raudlah.

Bila situasi disana padat, yakni saat shalat fardlu, Kita dapat mencoba lagi sesudah shalat fardlu dengan cara mengikuti jamaah lain yang menuju ke Raudlah dan pastikan kita mengerti dimana batas-batas Raudlah. Biasanya, setelah shalat fardlu, banyak jamaah yang keluar menuju ke arah depan kemudian ke kiri menuju Makam Rasulullah (pintu Baqi’).

Pada saat itu, kita bisa mengambil tempat yang ditinggalkan oleh para jamaah sebelumnya. Perlu kita ingat, kita harus yakin dengan memohon kepada Allah SWT agar dapat shalat di area Raudlah, Insya Allah dapat terkabul.

Atau, kita perlu memahami sunahullah. Jadi setelah selesai melaksanakan shalat, berdzikir dan berdoa di Raudlah, ketika akan meninggalkan tempat, maka kita panggil dan mempersilahkan jamaah lain untuk menempati tempat kita tersebut. Insya Allah di saat yang lain, kita akan diperlakukan jamaah lain sama seperti yang telah kita lakukan.

Jangan sampai kita lupa untuk menjalin silaturahim di dengan jamaah lainnya baik sebelah kiri, kanan dan depan kita. Ini penting untuk menghindari desak-desakan atau saling menyerobot.
Tulisan: Gus Arifin, Editor: Erwin E Ananto

jumrahonlinemagazine, Edisi 3 2015