Jabal Uhud, Gunung Tercinta di Madinah

Jabal Uhud, adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad, sebagaimana Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya.” (Dari Anas bin Malik R.A – Riwayat Bukhari dan Muslim), karena Di lembah Jabal Uhud ini pernah terjadi perang uhud yang dahsyat antara 700 orang kaum muslimin melawan 3000 tentara Quraisy kaum musyrikin kafir dari Mekkah pada tanggal 15 Syawal tahun 3 Hijrah (bulan Maret tahun 625 Masehi).

Jabal Uhud, adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad, sebagaimana Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya.” (Dari Anas bin Malik R.A – Riwayat Bukhari dan Muslim), karena Di lembah Jabal Uhud ini pernah terjadi perang uhud yang dahsyat antara 700 orang kaum muslimin melawan 3000 tentara Quraisy kaum musyrikin kafir dari Mekkah pada tanggal 15 Syawal tahun 3 Hijrah (bulan Maret tahun 625 Masehi).

Perang Uhud merupakan perang balas dendam tentara Quraisy setelah kalah dalam Perang Badar. Mereka membakar ladang gandum milik umat Muslim di Jabal Uhud yang memancing kemarahan penduduk Madinah.


Dengan jumlah pasukan yang hanya sepertiga dari musuh, Nabi mengatur strategi dengan menempatkan pasukan di atas Jabal Uhud, sementara regu pemanah jitu disiagakan di Gunung Rumat. Kepada 50 pemanah jitu yang dipimpin oleh Abdullah Ibn Jabir, Nabi Muhammad berkata, “lindungilah pasukan kuda. Jangan sampai mereka menerobos kita dan tetaplah di tempatmu, kalah atau menang, jangan sampai mereka masuk dari belakangmu.”

Perang berakhir dengan gugurnya 70 orang tentara muslim dan 22 orang kafir Quraisy. Salah satu yang gugur dari pasukan muslim adalah paman Nabi, yaitu Hamzah Sayyid Al Syuhada atau pemimpinnya para syuhada .

Nabi kemudian memerintahkan agar para syuhada dimakamkan di lapangan tempat terjadinya perang Uhud di tempat mereka gugur,. Jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib, yang digelari Asa­dullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush’ab bin Umair berserta para syuhada disalatkan sebanyak 70 kali sebelum dimakamkan. Ia dikubur menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi) di lokasi yang terpisah dengan lokasi para syuhada lainnya

Robeh bin Maid Alhasbi, salah seorang penjaga Makam Para Syuhada, mengisahkan pada tahun 46 Hijriah atau 667 Masehi atau 43 tahun setelah Perang Uhud, terjadi banjir besar di sekitar Jabal Uhud. Setelah banjir itu ditemukan dua jasad yang dipercayai kuat sebagai jasad Hamzah dan Abdullah. “Dari ahli sejarah menyebutkan kedua mayat tersebut masih utuh dan segar. Bahkan ada darah segar yang menetes dari luka di tubuh Hamzah,” kata Robeh.

Jabal Uhud jaraknya sekitar 4 kilometer dari Masjid Nabawi, setiap tahun diziarahi Nabi. Kebiasaan ini kemudian diteruskan para khalifah setelah Nabi wafat. Dan kini Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jamaah umroh dan haji di Madinah. 


Di kompleks Jabal Uhud ini, jamaah umroh dan haji antara lain ziarah ke makam para syuhada yang di dalamnya ada makam Sayidina Hamzah. Selain makam syuhada Uhud, tempat bersejarah di Jabal Uhud ini adalah masjid al-Fash. Di masjid ini, Nabi pernah salat zuhur setelah Perang Uhud selesai.

Jabal Uhud merupakan gunung terbesar di Madinah, memiliki keliling sekitar 19.000 meter dan tinggi 1.000 meter dari permukaan air laut atau 300 meter dari permukaan tanah disana. jaraknya 1 kilometer di depan bukit Rumat atau juga disebut Jabal Ainain yang biasanya didaki jamaah umroh dan haji. Diatas jabal ainain ini, dulu pada saat perang Uhud, Rasulullah menempatkan pasukan pemanah.

Meski dilimpahi mukjizat, umat Islam dilarang meminta doa kepada para syuhada Uhud termasuk Sayidina Hamzah. Di Jabal Uhud dipasang papan penggumuman dalam berbagai bahasa yang salah satunya mengingatkan peziarah agar berdoa langsung kepada Allah SWT dan tidak minta safaat kepada para syuhada. Menziarahi Jabal Uhud ataupun ziarah kubur diperbolehkan untuk memperingatkan umat Islam akan kematian.

(Dari Berbagai Sumber)