Taubat Sang Perampok, dan Kejujuran Imam asy-Syafi’i

Taubat Sang Perampok, dan Kejujuran Imam asy-Syafi’i
Suatu saat, sebelum Imam asy-Syafi’i rahimahullah berangkat ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik rahimahullah, beliau berkata kepada Ibunya : "Wahai ibu, berilah saya nasehat !"

Ibunya berkata, "Wahai anakku, berjanjilah kepadaku untuk tidak berdusta.”


Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, "Saya berjanji kepada Allah lalu kepadamu untuk tidak berdusta."


Suatu hari, ketika usianya masih anak-anak, ia dibekali oleh ibunya uang 400 dirham. Ia melakukan perjalanan bersama rombongan menuju Madinah. Imam asy-Syafi menyimpan uang itu didalam sebuah kantong yang dijahit di sela-sela bajunya.


Ditengah-tengah perjalanan rombongan itu dihadang sejumlah perampok yang kemudian merampas seluruh harta mereka. Namun ketika sampai dihadapan Imam asy-Syafi’i yang masih kecil, para perampok itu bertanya, "Apakah kamu membawa uang, anak kecil?”


Imam asy-Syafi’i yang masih kecil ini menjawab, "Iya..."


Perampok bertanya, "Berapa...?"


Asy-Syafi’i menjawab, "Saya membawa uang 400 dirham."


Spontan para perampok itu tertawa sambil mengejeknya dan berkata, "Pergilah, apakah kamu hendak mengolok-olok kami?" Pergilah sana. Apakah orang sepertimu membawa uang sebanyak empat ratus dirham?” kata para perampok dengan nada tak percaya.


Kemudian asy-Syafi’i berhenti di samping rombongan kafilah yang dirampok. Pemimpin rampok berkata kepada anak buahnya, "Apakah kalian telah mengambil semuanya?"


Mereka menjawab, "Ya..."


Pemimpin rampok bertanya, "Apakah kalian tidak meninggalkan seorang pun ?"


Mereka (anak buah) menjawab, "Tidak, kecuali seorang anak kecil yang mengaku telah membawa uang sebanyak 400 dirham, namun anak tersebut gila atau hanya ingin mengolok-olok kita, sehingga kami pun menyuruhnya pergi."


Kemudian pemimpin rampok berkata, "Bawa anak itu kemari."


Mereka pun membawa Syafi’i kecil. Kemudian pemimpin rampok itu bertanya kepadanya, "Apakah kamu membawa uang, wahai anak kecil?”


Syafi’i kecil menjawab, "Ya..."


Pemimpin rampok kembali bertanya, "Berapa uang yang kamu bawa?"


Syafi'i kecil, "Empat ratus dirham."


Pemimpin perampok itu bertanya lagi,"Dimana uang itu?"


Lalu Syafi'i kecil mengeluarkan uang itu dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada pemimpin kawanan perampok tersebut.


Pemimpin rampok itu menuangkan uang-uang tersebut kepangkuannya, lalu ia memandangi Syafi’i kecil dengan keheranan dan berkata, "Kenapa kamu jujur kepadaku ketika aku tadi bertanya kepadamu, dan kamu tidak berdusta kepadaku, padahal kamu tahu bahwa uangmu akan aku ambil...?"


Syafi’i pun menjawab, "Saya jujur kepadamu karena saya telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berdusta kepada siapa pun."


Tersentak mendengar penuturan Syafi'i kecil itu, tangan pemimpin rampok itu langsung berhenti memain-mainkan uang 400 dirham itu. Ia terdiam, dan matanya menatap wajah Syafi'i... lalu berkata," Ini ambillah kembali uangmu..."


Sambil mengulurkan tangannya perampok itu menaruh uang ke tangan Syafi’i kecil, dan berkata, "Ambillah, kamu takut untuk mengkhianati janjimu kepada ibumu, sementara aku tidak takut berkhianat kepada janji Allah Subhanhu wa ta’ala ? 


Sekarang pergilah dalam keadaan aman dan tenang. Karena aku telah bertaubat kepada Zat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang melalui kedua tanganmu dengan taubat ini dan aku tidak akan pernah mendurhakai-Nya lagi selamanya."

Kemudian pemimpin kawanan perampok itu memandang anak buahnya dan berkata:

.
إنّ الله يامركم أن تؤدّوا الأمانات إلى أهلها

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya…" (An-Nisa ayat 58).


Lalu anak buahnya berkata sambil membawa harta dan berbagai perhiasan rombongan kafilah yang mereka rampok tadi dan mengembalikannya, dan mereka berkata kepada pemimpin mereka, "Wahai tuan kami, anda telah bertaubat dengan Zat Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang, sedangkan anda adalah pemimpin kami. Oleh karena itu kami lebih pantas untuk bertaubat daripada anda."


Akhirnya mereka semua bertaubat kepada Allah, lewat kejujuran Imam asy-Syafi’i kecil.


[Diringkas dan disadur dari buku Biografi Imam Syafi’i hal 17-20, Abdul Aziz asy-Syinawi. Judul aslinya Al-Aimmah Al-Arba’ah Hayatuhum Mawaqifuhum Ara’ahum Qadhiyusy Syariah al-Imam asy-Syafi’i]