Mengapa Islam Lahir di Mekkah?

Mengapa Islam Lahir di Mekah?
Apa alasan yang melatarbelakangi dipilihnya Mekah sebagai tempat munculnya Islam? Padahal ada banyak tempat lain yang tersebar di muka bumi.

Mungkin pertanyaan ini seringkali mengusik di benak? Apa alasan yang melatarbelakangi dipilihnya Mekah sebagai tempat munculnya agama Allah yang disampaikan lewat Rasul? Padahal ada banyak tempat lain yang tersebar di seluruh muka bumi.

Allah Memilih Karena Hikmah

Dalam memilih kedatangan Rasul, tentu saja Allah menentukan sesuai ilmu-Nya dan hikmah-Nya. Karena Allah tersucikan dari tindakan sia-sia. Apalagi hanya untuk main-main.

Allah berfirman,

"Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu untuk main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (115) Maka Maha Tinggi Allah, Sang Raja al-Haq…" (QS. al-Mukminun: 115-116)

Banyak ketetapan Allah yang sebenarnya makhluk tidak memiliki kepentingan dengan-Nya. Dalam arti, makhluk tahu maupun tidak tahu, sama sekali tidak menambah ketakwaannya kepada Allah. Bisa jadi, pertanyaan yang hanya sebatas 'kepo' untuk sesuatu yang tidak ada kepentingan dengannya, termasuk tindakan kurang beradab.

Karena itulah, kita tidak pernah menjumpai ada sahabat yang mempertanyakan hal ini. Sementara mereka adalah manusia yang paling haus tentang ilmu agama. Dan mereka memiliki guru yang paling istimewa, yaitu Rasulullah SAW.

Tanggung jawab kita, hanyalah bagaimana bisa bertemu Allah dengan selamat. Sementara alasan mengapa Allah mengutus Rasul-Nya dari Mekah, kita serahkan saja kepada Allah yang Maha Tahu.

"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS. al-An’am: 124)

Meski begitu, ada sejumlah referensi yang menyebutkan beberapa hikmah besar, yang menjadi alasan mengapa Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad SAW di Mekah.

Ada dua latar belakang pertanyaan semacam ini disampaikan, Pertama, dalam rangka menggugat ketetapan Allah Ta’ala, bertanya dengan latar belakang semacam ini, pernah dilakukan orang musyrikin quraisy.

Allah ceritakan dalam al-Quran,

وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآَنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ

Mereka berkata: “Mengapa al-Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?”

Lalu dibantah oleh Allah di lanjutan ayat,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ

“Apakah mereka yang membagi rahmat dari Rabmu?” (QS. az-Zukhruf: 31-32)

Allah yang menciptakan, Allah yang memiliki, dan Dia yang paling berhak untuk memilih. Dia yang paling berhak menentukan, dimana Allah akan mengutus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah berfirman,

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. al-Qashas: 68)

Meskipun, jika Allah berkehendak, Dia mampu untuk mengutus rasul di semua daerah,

وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ نَذِيرًا

“Jika Aku menghendaki, Aku akan mengutus seorang rasul di setiap daerah.” (QS. al-Furqan: 51)

Namun Allah hanya memilih satu tempat untuk posisi munculnya sang utusan-Nya.

Kemudian, pertanyaan yang diajukan orang musyrik, hakekatnya bukan pertanyaan karena menolak tempat. Tapi pertanyaan karena latar belakang menolak kebenaran. Sehingga, andaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus di Yaman, mereka akan mempertanyakan, “Mengapa nabi di utus di Yaman, bukankah masih banyak tempat lainnya?” dan sinonim yang sama juga bisa terjadi ketika beliau diutus di Indonesia sekalipun.

Kedua,
dalam rangka menggali hikmah mengapa Allah memilih Mekah sebagai tempat munculnya islam.

Banyak ketetapan Allah yang sebenarnya makhluk tidak memiliki kepentingan dengannya. Dalam arti, makhluk tahu maupun tidak tahu, sama sekali tidak menambah ketaqwaannya kepada Allah. Bisa jadi, pertanyaan yang hanya sebatas kepo untuk sesuatu yang tidak ada kepentingan dengannya, termasuk tindakan kurang beradab.

Karena itulah, kita tidak pernah menjumpai ada sahabat yang mempertanyakan hal ini. sementara mereka adalah manusia yang paling haus tentang ilmu agama. Dan mereka memiliki guru yang paling istimewa, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tanggung jawab kita, bagaimana bisa bertemu Allah dengan selamat. Sementara alasan, mengapa Allah mengutus Rasul-Nya dari Mekah, kita serahkan kepada Allah yang Maha Tahu,

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ

“Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (QS. al-An’am: 124)


Meskipun bisa saja orang mencari hikmah di  balik diutusnya rasul, dengan tujuan untuk menguatkan iman.

Sebagian referensi menyebutkan beberapa hikmah besar, mengapa Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mekah,

Pertama, orang mekah dikenal sebagai orang yang ummi, tidak bisa baca tulis. Termasuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Sementara kehadiran beliau membawa mukjizat terbesar, yaitu al-Quran. Sehingga, latar belakang beliau akan menepis anggapan bahwa al-Quran ditulis oleh Muhammad dan para sahabatnya.

Kedua, di masa jahiliyah, sudah ada kekuatan besar yang menjadi negara adidaya, romawi dan persia. Sementara jazirah arab jauh di selatan, terpisah dengan gurun mematikan dengan romawi dan persia. Disamping jazirah arab sendiri tidak terlalu bisa diharapkan akan menghasilkan keuntungan dari sisi pertanian, sehingga romawi dan persi tidak ada nafsu untuk menaklukkanya.

Kondisi ini sangat menguntungkan dari sisi tantangan dakwah, karena islam datang di luar wilayah negara adikuasa, sehingga tidak mengalami tantangan dari penguasanya. Dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibaiat sebagai kepala negara Madinah, beliau berdiri di wilayah yang tidak masuk kekuasaan negara lain.

Ketiga, di kota Mekah ada ka’bah yang merupakan salah satu syiar islam, karena mengunjungi ka’bah bagian dari ajaran Ibrahim. Sehingga kehadiran beliau di Mekah sebagai tahap awal untuk pembersihan masjidil haram dari semua bentuk lambang kesyirikan.

Di samping itu, ka’bah menjadi pusat perhatian masyarakat di jazirah arab. Sehingga memudahkan Rasul untuk mendakwahkan mereka semua ketika mereka datang di kota Mekah. Allahu a’lam


konsultasisyariah.com