Ketika Kaum Nuh berencana melakukan makar untuk membunuh Nabi Nuh Alaihis Salam (AS), maka Allah Ta'ala membuat rencana untuk membinasakan mereka semua. Dan dengan kekuasaan-Nya, Allah mengeluarkan dari dalam bumi air mendidih yang sangat panas, sekaligus menumpahkan dari langit air yang sangat dingin. Air bah pun membumbung melebihi gunung-gunung.
Tak hanya itu, Allah pun menghempaskan mereka dengan badai yang berkecamuk di sekeliling mereka. Maka musnahlah musuh-musuh Nuh AS, dan selamatlah Ia beserta pengikutpengikutnya.
Dalam Al Quran, Allah Ta'ala berfirman, "Maka kami selamatkan Nuh dan rang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan" (QS Asy-Syuroo 119).
Dalam kisah tragis makarnya kaum Nuh AS, seakan-akan Allah Ta'ala mengatakan:
"Wahai hamba-Ku, jika engkau ingin aku melepaskanmu dari cengkeraman setan, dan aku selamatkan kamu dari tenggelam di samudera kemaksiatan, maka pergunakanlah matamu untuk mengambil i'tibar, telingamu untuk mendengar ilmu dan hikmat, lisanmu untuk mengucap kalimat tauhid dan syahadat, dan kakimu untuk melangkah menuju shalat berjamaah, dan semua anggota badanmu untuk menunaikan segala amal ibadah dan tanamkanlah dalam hatimu rasa taubat dan penyesalan."
Maka kelak engkau akan aku selamatkan dari penjara kerugian dan penyesalan, dan aku muliakan engkau pada tempat kemuliaan dan keselamatan."
Allah Ta'ala berfirman, "Dan mereka telah melakukan tipu daya yang besar."
Suatu masa, kaum Nuh AS membuat rencana hendak mengeluarkannya dari tengah-tengah mereka. Kemudian Allah yang Maha Mengetahui, membuat rencana pula untuk membalas mereka mengeluarkan mereka dari muka bumi.
Dalam surat Al Qomar, Allah Ta'ala berfirman, "Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah dan kami jadikan bumi memancarkan mata air mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan." (QS Al Qomar 11-12)
Menjelang azab yang telah ditetapkan tiba, Allah Ta'ala mengutus malaikat Jibril AS untuk menjumpai Nuh AS untuk mengajarkannya cara-cara 'bertukang' kayu, dan Jibril AS mengatakan bahwa Allah Ta'ala memerintahkan kepadamu untuk membuat sebuah kapal dari kayu-kayu tersebut.
Sebagaimana firman Allah:
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami..." (QS Huud, 37)
Kemudian kepada Allah, Nuh AS bertanya,"Bagaimana cara membuat kapal itu?"
Nuh AS mendapatkan jawaban. "Potonglah seratus dua puluh empat ribu bilah papan, dan pada tiap papan-papan itu bertuliskan nama nabi-nabi"
Nuh AS berkata, "Saya tidak tahu seluruh nama nabi-nabi itu."
Maka Allah mewahyukan,"Wahai Nuh tugas memotong papan adalah tugasmu, sedang menampakkan nama nabi-nabi itu, Akulah yang akan melakukannya."
Selanjutnya Nuh pun mulai memotong kayu-kayu menjadi papan-papan sesuai jumlah yang diminta oleh Allah. Ketika potongan pertama selesai Nuh AS merasa takjub ketika tampak nama Adam AS, begitu pula pada papan yang kedua, tampak nama Syaits AS, bilah papan yang ketiga tampak nama Idris AS. Rasa takjubnya bertambah saat namanya, Nuh AS tampak pada bilah papan ke empat. Dan seterusnya, setiap kali Nuh selesai memotong kayunya maka tampaklah nama salah seorang nabi tertulis pada bilah papan itu.
Yang tak kalah membuat Nuh takjub adalah bilah papannya terakhir yang bertuliskan nama Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam (SAW), sebagai penutup dari para nabi sebelumnya, penghias orang-orang suci dan penyuluh para wali.
Kemudian Allah Ta'ala pun memerintahkan kepada Nuh AS untuk menyiapkan paku-paku. Pada setiap paku itu tertulis nama salah seorang nabi. Setelah paku-paku itu disiapkan, Ia memulai menyatukan bagian-bagian dari papan-papan tersebut dan memakunya.
Saat itu, setiap orang kafir yang melewatinya dan melihat pekerjaan Nuh, mereka melemparkan ejekan dan hinaan, sebagaimana yang diberitakan oleh Allah Ta'ala, dalam firmannya, "Dan mulailah Nuh membuat bahtera, dan setiap kali pemimpin kaumnya melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejek kamu, sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)." (QS Huud, 38)
Dalam kisah tersebut, setelah Nuh AS menyatukan papan-papan itu, ia kekurangan sebanyak empat bilah papan lagi untuk menyempurnakan pembuatan kapal itu.
Maka turunlah malaikat Jibril, seraya berkata."Wahai Nuh, Allah memerintahkan kepadamu agar memotong empat bilah papan lagi, dan hendaklah dicantumkan pada setiap papan itu nama para sahabat kekasih-Ku Muhammad SAW, karena kedudukan sahabat-sahabatnya disisi-Ku ibarat kedudukan para nabi.
Kisah ini memperingatkan kita bahwa Allah seakan-akan hendak mengatakan, ketika Aku tampakkan nama kekasih-Ku dan nama sahabat-sahabatnya pada bilah papan itu, maka Aku selamatkan kapal itu dan penumpangnya dari amukan badai dan tenggelam. Dan ketika Allah menampakkan pada hati orang-orang yang beriman kecintaan kepada Rasulullah SAW serta sahabat-sahabatnya maka Allah selamatkan pula mereka dari siksaan neraka.
Di dalam kisah tersebut, dikatakan kepada Abdullah bin Abbas RA. "Ajarilah kami, ilmu yang dapat menyelamatkan kami dari api neraka, dan dapat memasukkan kami ke dalam surga."
Ibnu Abbas menjawab, "Hendaklah kalian melaksanakan lima belas perkara. Lima dengan lisanmu, lima dengan angggota badanmu, dan lima lagi dengan hatimu.
Adapun, kelima dengan lisan itu adalah mengucapkan,
"Subhanallah wal Hamdulillah wa Laa ilaa ha ilallah Wallahu Akbar Wa laa quwwata ilaa billaahil 'aliyyil'adhim".
Sedang lima dengan angggota badanmu adalah, shalat lima waktu, lima dengan hati adalah mencintai Rasulullah, dan empat sahabat Abubakar, Umar, Usman dan Syaidina Ali.*