Bertambah, Korban WNI Meninggal Akibat Insiden di Mekkah

Jumlah korban meninggal asal Indonesia akibat insiden jatuhnya katrol di Masjidil Haram, Mekah, bertambah menjadi enam orang. Kepastian tersebut dikemukakan Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Sharif Shahab.

Bertambah, korban WNI meninggal akibat insiden di Mekkah
Jumlah korban meninggal asal Indonesia akibat insiden jatuhnya katrol di Masjidil Haram, Mekah, bertambah menjadi enam orang. Kepastian tersebut dikemukakan Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Sharif Shahab.

“Warga negara Indonesia yang meninggal akibat insiden crane telah mencapai enam orang. Apabila diakumulasikan dengan korban cedera, seluruh korban berjumlah 37 orang,” ujar Sharif kepada wartawan.

Sebelumnya, dua korban meninggal asal Indonesia diketahui berasal dari embarkasi Medan (MES 09) dan embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 03).

Adapun tambahan empat korban meninggal terdiri dari dua orang dari embarkasi Medan, seorang dari embarkasi Padang, dan seorang lainnya dari embarkasi Jakarta-Bekasi.

Penyebab

Untuk meninjau skala kerusakan dan tingkat keselamatan di sekitar Masjidil Haram, Gubernur wilayah Mekah, Pangeran Khalid al-Faisal, memerintahkan digelarnya investigasi.

Namun, Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi, Suleiman bin Abdullah al-Amr, mengklaim bahwa angin kencang ialah penyebab jatuhnya katrol yang menimpa Masjidil Haram di Mekah sehingga menewaskan sedikitnya 107 orang, pada Jumat (11/09).

Menurutnya, angin saat itu berkecepatan 83 km/jam diikuti hujan deras yang merubuhkan pohon dan rambu-rambu jalan.

Saat diwawancarai stasiun televisi Al-Arabiya, Al-Amr juga membantah laporan yang menyebutkan petir telah menghantam katrol sampai alat itu ambruk.

Angin kencang

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, angin yang bertiup di kawasan Masjidil Haram sebelum katrol ambruk memang amat kencang.

Dave Ariant Yusuf, seorang pembimbing ibadah haji sebuah biro perjalanan asal Indonesia, menyaksikan bagaimana angin menyebabkan plastik, kardus, dan beragam sampah beterbangan hingga mencapai ketinggian lantai enam kamar hotel tempat dia menginap. Hotel itu terletak sekitar 50 meter dari halaman Masjidil Haram.

“Langit menjadi gelap. Tiupan angin sangat kencang dan tiba-tiba jendela kamar hotel bergetar. Hujan lalu turun sangat deras dan bertahan sampai 30 menit. Kemudian mendadak ada bunyi dentuman keras. Belakangan saya tahu bahwa itu adalah bunyi saat crane jatuh,” kata Dave.

Keselamatan

Lepas dari faktor cuaca, Irfan Al-Alawi dari Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekah, mengatakan pemerintah Arab Saudi seharusnya memikirkan keselamatan warga dan calon haji mengingat terdapat 15 katrol besar di sekeliling Masjidil Haram.

“Seluruh kawasan (masjid) seperti area konstruksi. Arab Saudi harus memikirkan ulang strategi keselamatan dan kesehatan lantaran ada 800.000 orang di kawasan masjid saat insiden berlangsung,” kata Al-Alawi.

Al-Alawi ialah salah seorang cendekiawan yang lantang mengkritik pembangunan di sekitar kawasan Masjidil Haram. Menurutnya, pembangunan itu menghancurkan jejak-jejak nyata semasa Nabi Muhammad hidup.

Konstruksi tersebut memperluas area di sekitar Masjidil Haram hingga 400.000 meter per segi sehingga bisa menampung 2,2 juta orang sekaligus.

bbcindonesia.com