Menelusuri Asal Muasal Bangsa-Bangsa

Dalam perjalanan kenabian Nuh AS pada 3993-3043 SM dikisahkan ia bertemu dengan seorang wanita yang beriman kepada Nuh. Ia bernama Umrah, Nuh yang saat itu berusia 500 tahun menikahinya. Mereka dikaruniai tiga orang putra laki-laki yaitu Yafet, Sam, dan Ham. Ketiga putra Nuh inilah yang menjadi awal dari lahirnya bangsa-bangsa di bumi ini. Selain itu lahir pula tiga putri Nuh yaitu Hishwah, Sarah dan Bahyurah.

Menelusuri Asal Muasal Bangsa-Bangsa
Dalam perjalanan kenabian Nuh AS pada 3993-3043 SM dikisahkan ia bertemu dengan seorang wanita yang beriman kepada Nuh. Ia bernama Umrah, Nuh yang saat itu berusia 500 tahun menikahinya. Mereka dikaruniai tiga orang putra laki-laki yaitu Yafet, Sam, dan Ham. Ketiga putra Nuh inilah yang menjadi awal dari lahirnya bangsa-bangsa di bumi ini. Selain itu lahir pula tiga putri Nuh yaitu Hishwah, Sarah dan Bahyurah.

Pada masa berikutnya, beriman pula kepada Nuh, wanita bernama Wal′ab binti ′Ajwil yang dinikahinya dan melahirkan dua orang putra, Balus dan Kan′an. Kan′an dan ibunya, keduanya tenggelam saat banjir dahsyat.


Dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan bahwa hierarki nasab setiap orang dari ras manusia di bumi ini, kembali pada putra-putra Nuh yaitu Sam, Ham, dan Yafet.

Imam Ahmad meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, "Sam adalah moyang Arab, Ham adalah moyang Habsyah, dan Yafet adalah moyang Rum." Yang dimaksud Rum (Romawi) disini adalah bangsa Rum yang pertama, yaitu orang-orang Yunani (Yawan) yang hierarki nasabnya sampai kepada Rumi bin Labthi bin Yunan (Yawan) bin Yafet bin Nuh. (Ibnu Katsir di dalam al-Bidayah wa al-Nihayah).

Al-Qalaqsyandi di dalam Nihayat al-Arab fi Ma′rifat Ansab al-Arab menyebutkan telah ada kesepakatan di kalangan para ahli nasab (genealogis) dan para sejarawan bahwa seluruh ras manusia yang ada setelah Nuh adalah selain orang yang bersamanya di kapal. Atas makna ini ditafsirkan firman Allah; 


"(yaitu) putra cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. Al-Isra′ (17) : 3)

Dan bahwa mereka semua punah dan tidak menurunkan keturunan. Kemudian, mereka sepakat bahwa seluruh keturunan manusia sekarang adalah dari tiga putra Nuh. Allah berfirman: 


"Dan Kami jadikan putra cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan." (QS. Al-Shaffat (37) : 77)

Mereka adalah Yafet, Sam, dan Ham. Setiap umat dari seluruh umat yang ada di bumi saat ini kembali nasab mereka kepada salah satu dari tiga putra Nuh, tentu saja bersama dengan beragam pendapat mengenai hal itu.

Yafet bin Nuh

Ras Turki berasal dari keturunan Turk bin Gomer bin Yafet, dan termasuk di dalam ras mereka adalah Qabjaq, Tatar, dan Khazlajiah yang merupakan bangsa Ghuz (Kushan). Negeri-negeri Al-Shafd yaitu Ghor, Elan, Syarkes, Azkesy, dan Rusia, seluruhnya dari ras Turki. Bangsa Dailam dari keturunan Madai bin Yafet. Shaqalibah (orang-orang Slaves/Slavia) dari keturunan Esykanar bin Togarma bin Yafet.

Ras Cina, termasuk bangsa Cina, Jepang, Korea, Indo- china, Melayu, dan Indonesia (pen) dari keturunan Shin bin Magog bin Yafet. Bangsa Francs (Perancis) dari putra Tubal bin Yafet. Bangsa Leman dari putra Tubal bin Yafet dan kediaman mereka di sebelah Barat ke arah Utara di bagian Utara Laut Rum (Laut Tengah). Orang Atsban dari putra Mesekh bin Yafet.

Bangsa Yunan (Yawan) berasal dari putra Yunan bin Yafet dan mereka terpecah menjadi tiga kelompok. Orang-orang Lithan adalah keturunan Lathen bin Yunan. Bangsa Greek, keturunan Greeks bin Yunan. Orang-orang Keitim berasal dari keturunan Kuteim bin Yunan dan kepada kelompok inilah kembali hierarki nasab bangsa Romawi.

Sam bin Nuh

Al-Jaramiqah berasal dari keturunan Basel bin Asyur bin Sam bin Nuh. Mereka adalah penduduk Mosul, termasuk Al-Jael, yang tinggal di negeri Kaelan di Timur Bangsa Suryani berasal dari keturunan Suriyan bin Nobet bin Mesh bin Adam bin Sam.

Sedangkan, bangsa Ibrani dari keturunan ′Amir bin Syalekh (Selah) bin Arpakhsad bin Sam. Bangsa Persia dari keturunan Pers bin Lud bin Sam. Bangsa Kurd dari keturunan Iran bin Asyur bin Sam. Bangsa Nabatea, dan mereka adalah penduduk Babel pada masa lalu, berasal dari keturunan Lanebet bin Asyur bin Sam.

Bangsa Arab, mereka berasal dari putra Sam berdasarkan kesepakatan para ahli nasab (genealogis). Terjadi perbedaan pendapat mengenai Barbar, apakah mereka termasuk ras Arab atau ras lainnya.

Ham Bin Nuh

Bangsa Sind dari Keturunan Kush bin Ham, begitu juga bangsa Habsyah. Bangsa Nubia dari putra Kan′an bin Ham. Sedangkan, Zandj (Negro) dari keturunan Zandj tanpa disebutkan hierarki nasab mereka hingga ke atas, namun sangat mungkin bahwa mereka adalah keturunan Ham. Koptik (Qibti)/Mesir dari keturunan Qibtaem bin Misr bin Beishar bin Ham. Qut (Goth) dari putra Qut bin Ham. Bangsa Kan′an berasal dari putra Kan′an bin Ham. Bangsa India berasal dari keturunan Kush bin Ham.

Sementara itu, Zawilah, penduduk Barqah pada masa lalu, disebutkan berasal dari keturunan Hawilah bin Kush bin Ham. Ya′juj dan Ma′juj dari putra Magog bin Yafet. Dan bangsa Armenia berasal dari putra Qahawel (Tamawel) bin Nakhur (Nahor) dari dzuriat Ibrahim.

Kekacauan Bahasa

Abu Hanifa al Dainuri menyebutkan bahwa pada suatu masa (Raja Jamm), terjadi kekacauan bahasa (language isolates). Saat itu, putra-putra Nuh di wilayah Babel atau Babylonia atau Mosul atau Kurdi (sekarang Irak) makin memadati wilayah itu. Mereka menggunakan bahasa Suryani, bahasa yang digunakan oleh Nuh.

Namun pada beberapa masa berikutnya seiring dengan berpencarnya mereka, terjadilah kekacauan bahasa. Mereka berbicara dengan kelompoknya (keluarga, suku) memakai bahasa dan ungkapannya masing-masing, yang selanjutnya diwarisi oleh keturunannya.

Kelompok pertama yang keluar dari Babel berpencar ke Utara dan ke Timur adalah keturunan Yafet bin Nuh, mereka tujuh bersaudara yaitu; Al Turk, Al Khazar, Shaqlab (Slavia), Taris, Menesk, Kumari (Ghomari), dan Shin.  


Sedangkan, kelompok kedua adalah keturunan Ham bin Nuh, berpencar ke arah Selatan (tenggara) dan Barat, mereka juga tujuh bersaudara yaitu; Al Sind, Al-Hind (India), Zandj, Habsy (Ethiopia), Nubah dan Kan′an (bukan Kan′an yang tenggelam saat banjir).  

Kelompok ketiga adalah Sam bin Nuh, mereka tetap tinggal bersama Jamm (Raja Babel), dengan bahasanya sendiri antara lain bahasa Ibrani (Hebrew-bahasa Taurat), Suriyani (bahasa Injil) dan Arab (bahasa Al Qur′an).

Referensi : Kitab Bidayah wa Nihayah lil Ibn Katsir; Bada′iuz Zuhur lil Ahmad bin Muhammad al Hanafi, Atlas Qur′an, Dr Syauqi.


jumrahonline